Nunukan Bertambah 1 Positif Covid-19 dari Klaster Baru, Sukabumi

NUNUKAN, KLIKDATA.co – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nunukan kembali mendapat hasil Swab dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Dari 11 hasil swab tersebut, di antaranya 10 pasien penyembuhan dan 1 orang didiaknosa dinyatakan positif Covid-19.

Disampaikan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nunukan, Aris Suyono, 10 orang pasien penyembuhan itu hasilnya positif Covid-19. Dari 10 sampel follow up tersebut, 4 pasien telah dilakukan pemeriksaan penyembuhan sebanyak 3 kali. Sedangkan 6 pasien lainnya merupakan follow up permata kali.

“Dengan hasil positif ini, maka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 belum bisa dinyatakan sembuh,” kata Aris Suyono, Ahad (3/5/2020).

Sedangkan penambahan 1 pasien positif baru, maka sejauh ini jumlah kasus di Nunukan bertambah menjadi 36 orang. “Dan hari ini pasien akan kita rujuk ke RSUD Nunukan dari Puskesmas Sungai Nyamuk untuk mendapatkan terapi Covid-19 di ruang isolasi RSUD Nunukan,”  jelasnya.

Dengan bertambahnya pasien ke-36 ini, berdasarkan hasil tracing, orang yang masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) ini sebelum masuk ke wilayahan Sebatik pada 17 April 2020, telah melakukan perjalanan dari Sukabumi, Jawa Barat.

“Sudah lama tinggal di Sukabumi.  Untuk sementara kami menyimpulkan bahwa klaster tersebut merupakan Sukabumi. Untuk kasus ini juga beberapa kali dilakukan pemeriksaan rapid test positif pada tanggal 1 April 2020, yang dilaksanakan Sukabumi, kemudian tanggal 14 April dilakukan rapid test di Tarakan dengan hasil negatif, dan kita ulangi pemeriksaan rapid test di Sebatik pada tanggal 21 April dengan hasil positif,” bebernya.

Dia menjelaskan, pentingnya pemeriksaan rapid test ini karena sangat membantu dalam pelaksanaan screening untuk mendapati orang-orang yang berisiko. Sehingga bisa dilakukan tindakan untuk mengantisipasi lebih awal dalam ketaatan isolasi secara mandiri.

“Hari ini Tim Gerak Cepat (TGC) di Sungai Nyamuk. Yang bersangkutan taat dan disiplin menjalin karantina mandiri, sehingga kemungkinan besar tidak banyak ditemukan kontak eratnya. Kita juga akan melakukan pemeriksaan langsung rapid test yang kontak erat,”  imbuhnya. (*)

Comment