Bahaya Pornografi bagi Anak

Tolitoli, KLIKDATA.co– Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 5 Oktober 2021 di Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Lindungi Diri dari Bahaya Pornografi” ini diikuti oleh 579 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi.

Acara hari ini dipandu oleh Mila Karmila selaku moderator serta menghadirkan empat narasumber, di antaranya Elma Gusnita selaku Koordinator Diklat FSGI, Ketua Program, dan Jurusan Multimedia SMKN 1 Kota Jambi, Martho Harry Melumpi selaku dosen Universitas Kristen Tentena dan Founder Rumah Belajar Banua Loe Ofra, Fira Tiyasning Tri Utari selaku pekerja sosial, dan Vera Itabiliana Hadiwidjojo selaku psikolog anak & remaja TigaGenerasi dan Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, sesi materi webinar dibuka oleh Elma Gusnita yang membawakan tema “Kecakapan Digital”.

Elma memaparkan, pandemi Covid-19 telah memaksa kita beralih ke dunia digital. Salah satu perubahan besar terjadi dalam dunia pendidikan, di mana ruang kelas di sekolah telah berubah menjadi ruang kelas di dunia digital dengan bantuan aplikasi.

Maka dari itu, diperlukan keterampilan digital agar kegiatan pembelajaran tetap dapat terlaksana dengan baik seperti sebelumnya. “Hal yang diperlukan agar seseorang bisa cakap digital diantaranya adalah digital tools knowledge, critical thinking, dan social engagement,” ujar Elma.

Selanjutnya, Vera Itabiliana selaku pemateri kedua membawakan tema “Melindungi Anak dari Pornografi”.

Menurut Vera, beberapa dampak akibat pornografi bagi anak, di antaranya mengganggu fokus dalam aktivitas belajar, mendorong pengalaman seksual lebih awal, serta berpengaruh pada sikap dan perilaku terhadap isu seksualitas apabila disertai dengan pendidikan seks yang salah.

Vera menyebutkan bahwa anak dapat mengakses pornografi lewat banyak portal mulai dari media sosial, film, buku, bahkan permainan video.

Untuk pemateri ketiga, tema yang dibawakan adalah “Kecanduan Internet: Mengelola Budaya Digital yang Produktif”.

Terdapat beberapa ciri ekstrim dari kecanduan internet, seperti terbengkalainya tugas, terganggunya kesehatan, serta menurunkan konsentrasi.

Mengingat anak masih belum mampu menggunakan internet secara bijak, maka penting bagi orangtua untuk memberikan pendampingan saat anak mengakses dunia digital.

“Orangtua dapat melakukan pendampingan dengan mengatur waktu interaksi, membatasi situs akses, dan membuat kesepakatan bersama dengan anak mengenai penggunaan internet,” tuturnya.

Adapun pemateri terakhir adalah Fitra Tiyasning Tri Utari dengan tema “Peran Orangtua dalam Pendidikan Internet Aman dan Sehat untuk Anak”.

Pada sesinya, Fitra menghimbau kepada para orangtua agar menempatkan komputer di tempat yang mudah diawasi serta memberikan batasan waktu untuk berinternet kepada anak.

“Beri pijakan agar pengguna internet di rumah tidak memberikan data pribadi/keluarga kepada orang yang tak dikenal,” pesannya.

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (*)

Comment